Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. 17. Al Israa' 36)
"Sungguh diantara
kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu,
selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki
lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada
yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah
pemeluk agama Yahudi dan Nashrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi
(kalau bukan mereka) (HR. Bukhari)
Sahabat Para Ilmuwan dan
Tokoh Pendeta Yang Memeluk Islam semua, 14 Februari, merupakan tanggal
yang telah lekat dengan kehidupan muda-mudi kita. Hari berbagi,
mencurahkan segenap kasih sayang kepada “pasangan”-nya masing-masing.
Dan tidak sedikit remaja kita (Islam) bahkan sampai para orang tua-pun
pun turut larut dalam ritus tahunan ini. tapi tau-kah kita semua tentang
asal usul dari perayaan hari valentine itu?. Yuk kita baca pengetahuan
singkat ini,.semoga saja dapat memberikan pencerahan dan kedudukan kita
dalam bersikap dalam memandang hari valentine ini.
Sahabat
semua, penting untuk kita ketahui, Perayaan ini termasuk hari raya-nya
bangsa Romawi paganis (penyembah berhala), Perayaan ini merupakan
ungkapan –dalam agama paganis Romawi– kecintaan terhadap sesembahan
mereka. Yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris
mereka. Dan kemudian berubah dari Budaya PAGAN dirubah menjadi HARI RAYA
GEREJA.
Perayaan ini dalam Pada Romawi kuno dosebut
"Lupercalia" adalah rangkaian upacara pensucian yang berlangsung antara
tanggal 13-18 Februari, Dua hari pertama (13-14 Februari),
dipersembahkan Juno Februata. JUNO adalah ratu dari Sorga dan istri
Jupiter (Zeus) … Orang-orang Yunani kuno menyebutnya HERA (World Book
Encyclopedia Juno)
Pada hari itu, mereka mempersembahkan qurban
bagi sesembahan mereka selain Allah Subahanahu wa Ta'ala. Mereka
meyakini bahwa berhala-berhala itu mampu menjaga mereka dari keburukan
dan menjaga binatang gembalaan mereka dari serigala.
Ketika
bangsa Romawi memeluk Nasrani, mereka tetap melakukan perayaan paganis
Lupercalia, hanya saja mereka mengaitkannya dengan hari terbunuhnya
Valentine untuk mengenangnya.
Pesta St. Valentinus pertama kali diputuskan pada 496 oleh Paus Gelasius I, Dalam The Encyclopedia Britania dijelaskan :
Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus
Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan
gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine
yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).
Ketika bangsa Romawi memeluk agama Kristen, dan Kaisar Claudius II
berkuasa, dia melarang tentaranya menikah. Dan saat itu St. Valentine
menentang peraturan ini, dan dia menikahkan tentara secara diam-diam.
Kaisar lalu mengetahuinya dan memenjarakannya, sebelum kemudian dia
dihukum mati. Yang kemudian oleh Paus Gelasius dijadikan bagian dari
hari perayaan Gereja.!?!
Nah itulah Sahabat Para Ilmuan dan Pendeta yang Memeluk Islam.
Bagaimana pandangan kita sekarang tentang hari valentine ini, apakah
pantas-kah bagi kita untuk ikut serta merayakannya?. Tidak sedikit para
orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka yang turus
serta meramaikan/menyi'ar-kan ritual tahunan ini hanya semata-mata
karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk
mengungkapkan kasih sayang...(atau mungkin hari penuh maksiat?)
Jadi bagaimana pandangan kita? Jadi masih-kah kita "is ok'" dan
mengatakan "is fine-2" saja untuk ikut meramaikan didalamnya.???......
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari bagian
kaum itu (HR. Abu Daud, Kitabul Libas: 4/314. Ahmad, al Musnad: 7/142
no: 5114.)
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas
kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat.” (Ali ‘Imran: 105)
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk
hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka)? Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa
yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan
di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-Hadid: 16) ---- source, wikipedia,
Gerakan ini didirikan pada
tanggal 1 Mei 1776 di Ingolstadt (Bavaria Atas) dengan nama Ordo
Illuminati, dengan anggota awalnya sebanyak lima orang,[1] dan
dipelopori oleh Adam Weishaupt (m. 1830) yang Yesuit.[2] Dia adalah
profesor hukum kanon di Universitas Ingolstadt.[3] Kelompok ini terdiri
dari para pemikir bebas sebagai perwujudan Pencerahan dan nampaknya
mencontoh Freemason.[4] Anggota
Illuminati melakukan sumpah rahasia dan berikrar untuk mengabdi kepada
atasan mereka. Anggotanya dibagi menjadi tiga kelas, masing-masing
dengan beberapa tingkatan, dan banyak cabang Illuminati menarik anggota
dari loji Mason yang sudah ada.
Pada awalnya Weishaupt
berencana bahwa kelompok itu akan dinamai "Perfectibilists".[1] Kelompok
itu juga disebut Illuminati Bavaria dan ideologinya disebut
"Illuminisme". Banyak intelektualis dan politisi progresif terkenal yang
menjadi anngotanya, termasuk Ferdinand dari Brunswick dan diplomat
Xavier von Zwack, yang menjadi orang kedua di organisasi.[5] Organisasi
ini memiliki cabang di banyak negara di Eropa. Dilaporkan bahwa ada
sekitar 2.000 anggota dalam kurun waktu 10 tahun.[3] Organisasi ini juga
menarik kalangan sastrawan semacam Johann Wolfgang von Goethe dan
Johann Gottfried Herder, serta para duke yang berkuasa di Gotha and
Weimar.
Pada tahun 1777 Karl Theodor menjadi penguasa Bavaria.
Dia adalah seorang pendukung Despotisme Tercerahkan dan pemerintahannya
melarang segala bentuk kelompok rahasia termasuk Illuminati. Perpecahan
dan kepanikan Internal terjadi di dalam Illuminati sebelum akhirnya
kelompok ini mengalami pembubaran, yang dipengaruhi oleh Dekrit Sekular
yang dikeluarkan oleh pemerintah Bavaria.[3] Dekrit pada tanggal 2 Maret
1785 tersebut "nampaknya menjadi pukulan mematikan bagi Illuminati di
Bavaria." Weishaupt sendiri membawa kabur dokumen dan korespondensi
internal Illuminati, namun kemudian berhasil diambil pada tahun 1786 dan
1787, lalu dipublikasikan oleh pemerintah pada tahun 1787.[6] Rumah Von
Zwack digeledah untuk mencari lebih banyak dokumen mengenai kelompok
tersebut.[5] Illuminati modern
Beberapa kelompok
persaudaraan modern mengklaim sebagai "pewaris" Illuminati Bavaria dan
telah secara terang-terangan menggunakan nama "Illuminati" dalam
pelaksanaan ritus mereka. Beberapa, misalnya banyak kelompok yang
menyebut diri mereka sebagai "Ordo Illuminati",[7][8] menggunakan nama
itu secara langsung dalam organsiasi mereka, misalnya Ordo Templi
Orientis, menggunakan nama "Illuminati" sebagai tingkatan inisiasi dalam
organisasi mereka. Teori persekongkolan Barruel dan Robison
Antara tahun 1797 dan 1798 Memoirs Illustrating the History of
Jacobinism karya Augustin Barruel dan Proofs of a Conspiracy karya John
Robison memengemukakan teori bahwa Illuminati terus bertahan dan
melaksanakan persekongkolan internasional yang masih berlangsung. Mereka
mengklaim bahwa Illuminati merupakan dalang di balik Revolusi Prancis.
Kedua buku itu sangat populer, terus dicetak ulang dan dikutip oleh
banyak buku lainnya[9] (misalnya oleh Proofs of the Real Existence, and
Dangerous Tendency, Of Illuminism karya Pendeta Seth Payson, diterbitkan
pada tahun 1802).[10] beberapa tanggapan terhadap karya tersebut
bersifat kritis, contohnya On the Influence Attributed to Philosophers,
Free-Masons, and to the Illuminati on the Revolution of France karya
Jean-Joseph Mounier.[rujukan?]
Karya-karya Barruel dan Robison
juga memberikan pengaruh di Amerika Serikat. Di New England, pendeta
Jedidiah Morse dan beberapa lainnya berkhotbah menentang Illuminati.
Khotbah mereka dicetak dan berita tentang itu masuk ke surat kabar. Pada
dekade awal tahun 1800-an, masalah tersebut mulai tak lagi mendapat
banyak perhatian, meskipun mengalami kebangkitan selama Gerakan
Anti-Mason pada tahun 1820-an dan 1830-an.[1] Masa modern !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori persekongkolan dan Tatanan Dunia Baru
Ketertarikan terhadap Iluminati pada masa sekarang berawal dari
diterbitkannya The Illuminatus! Trilogy,[11] sebuah karya fiksi ilmiah
postmodern yang ceritanya menampilkan Illuminati sebagai penguasa dunia.
Para penulis seperti Mark Dice,[12] David Icke, Texe Marrs, Ryan Burke,
Jüri Lina dan Morgan Gricar berpendapat bahwa Illuminati Bavaria terus
bertahan, bahkan mungkin hingga saat ini. Banyak dari teori tersebut
mengemukakan bahwa banyak kejadian di dunia dikendalikan dan
dimanipulasi oleh kelompok rahasia yang menyebut diri mereka sebagai
Illuminati.[13][14] Para penganut teori persekongkolan mengklaim bahwa
banyak orang terkenal yang menjadi anggota Illuminati. Presiden Amerika
Serikat sering menjadi sasaran yang umum untuk klaim semacam
itu.[15][16]
Tokoh penting dalam gerakan teori persekongkolan,
Myron Fagan, berusaha mencari bukti-bukti bahwa banyak peristiwa
bersejarah, mulai dari Pertempuran Waterloo, Revolusi Prancis, sampai
pembunuhan president John F. Kennedy, semuanya didalangi oleh
Illuminati.[17][18] Budaya populer !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Illuminati dalam budaya populer Novel
Illuminati sering digambarkan dalam novel-novel terkenal, seperti
Illuminatus! Trilogy oleh Robert Shea dan Robert Anton Wilson; juga
Foucault's Pendulum karya Umberto Eco; serta Angels and Demons buatan
Dan Brown. Para penulis ini tidak menggunakan sumber-sumber serius yang
memberikan informasi historis mengenai Illuminati, dan lebih berdasarkan
pada teori konspirasi yang membicarakan mengenai Illuminati, sehingga
Illuminati digambarkan sebagai kelompok jahat atau konspirator yang
misterius dan kejam atau mereka digambarkan sebagai orang-orang
tercerahkan yang berusaha melindungi dunia dari kejahatab. Informasi
spekulatif ini seringkali dianggap benar. Pada kenyataannya, baik
Galileo Galilei (1564-1642) ataupun Bernini (1598-1680) bukanlah anggota
Illuminati, seperti diceritakan dalam novel Dan Brown, dan ceritanya
mengenai tradisi seratus tahun druid Kelt, pembunuh gelap, dan Templar,
yang berusaha menemukan "umbilicus telluris" (Templat:Etymology),
seluruhnya fiktif.[rujukan?]